Selasa, 14 Februari 2012

Papa...


Kenangan tentang Papa

Papaku yang hebat,
Papaku yang bijak,
Papaku sabahatku
Papaku teman diskusiku
Papaku teman curhatku
Papa selalu ada dan tak kan pernah pergi

Mengenang papa adalah suatu kebahagiaan sekaligus kebanggaan,
Karena tugasnya sudah selesai maka beliau dipanggil pulang ke surga pada tanggal 20 September 2008. Papa pulang dengan damai tanpa  sakit sebelumnya, pulang dengan tenang tanpa merepotkan siapapun, sungguh kepulangan yang sangat indah. Papaku Bastian Dominggus Blegur, lahir 13 April 1940. Putra dari desa Latuna Pantar, Alor, NTT. Putra Latuna pertama yang pergi ke Jawa untuk masuk Universitas. Disarankan masuk UGM Yogya, tapi karena datang pada waktu pertengahan semester, disarankan rektor UGM kala itu Prof Johanes untuk masuk sekolah swasta sementara waktu. Bastian muda tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Islam Cokroamoto (yg sejak papa bercerita padaku Universitas itu sudah almarhum hehe). Dia terdaftar sebagai mahasiswa Hukum. Papaku sangat suka bercerita, dan kami anak-anaknya sangat senang mendengarnya. Ceritanya beragam, mulai dari masa kecilnya di kampung, tentang pertama kali datang ke Jawa, tentang kegemarannya membeli buku dan menunda makannya, tentang sepakbola, tinju dan bulutangkis, tentang aktivitasnya di GMKI, bahkan tentang situasi politik. Aku sangat bangga menjadi anaknya.  Papa cerita kalo sejak kecil dia paling takut kalo disuruh nyanyi. Tapi gara-gara dia aktif melayani di gereja ketakutannya menyanyi jadi hilang bahkan papa senang menyanyi. Papa cerita bahwa pada saat datang pertama ke Jawa tahun 1960an dia bawa satu koper jelek dan sejumlah uang yang di jahit disakunya (karena takut hilang hahahaha), naik kapal dari kupang turun di surabaya kemudian ke yogya dan ke solo. Di solo papaku tinggal dirumah sewa yang menyediakan makan juga. Saat pertama makan papaku di suguhi tahu, dan dia tidak tau apa itu. Akhirnya papa makan nasi dan lauknya baru makan  tahu, karena papa mengira tahu  itu roti (hahahahaha).

Papa mengkondisikan kami anak-anak untuk menghormati agama lain bahkan papa belajar semua agama. Dari kecil kami tidak diperkenankan papa nonton film G30S nya Arifin C Noer. Papa dan mama selalu mengajak kami jalan-jalan bila fim itu di putar di televisi. Dan sampai sekarang aku tidak pernah nonton itu film secara utuh. Sehingga aku tidak punya ingatan buruk tentang PKI seperti digambarkan dalam film itu. Aku ingin berucap terimakasih papa....


Kala aku bantuin Nah (asisten RT kami) menyapu dan ngepel rumah, adik-adikku bikin kotor lagi, akupun berteriak dan marah-marah, dan papa mengambil sapu dari tanganku sambil bilang " ma...(sebutan papa untuk anak perempuannya dan  pa untuk anak lelakinya) kalo kita mau bersihin rumah nggak boleh marah-marah, kalo kita kerja itu dapat berkat, tapi kalo kita kerja sambil marah-marah maka berkatnya pergi", aku mengingatnya hingga kini, kalo mau kerja yg dengan tulus hati nggak bisa kerja pake marah-marah tho hehe...makasih papa....

Waktu kecil kalau kami anak-anak nakal akan dipukul pakai kemoceng dibagian kaki, aku termasuk yang jarang dipukul,  yang paling sering adalah adikku nomer 3  Dolling (alm) karena emang paling bandel diantara kami 6 bersaudara. Tapi kami sudah tidak menerima pukulan lagi selepas kami SD. Papa tidak pernah menggunakan tangannya untuk memukul kami, yang dia gunakan adalah kata-kata dan kasih sayang dalam mendidik kami. Harus kami akui kondisi itulah yang membuat kami anak-anak jadi manja dan kurang hormat kepada orang tua. Maafkan kami papa....

Papaku jarang marah, seingatku papa marah benar padaku 3 kali dalam hidupnya :
Aku ingat betapa takutnya aku waktu kelas 3 SMP, selepas acara reuni bersama teman-teman SD, aku pulang telat tanpa memberitahu papa. Papa mencariku kemana-mana sampai jam 1 dinihari. Aku pulang diantar teman-teman, dan dari para tetangga aku diberitahu bahwa aku dicari papa sejak tadi, ketika masuk rumah aku sangat ketakutan. Ketika teman-temanku pulang, mbah putri dan mama menghampiri dan menenangkan aku, aku sangat ketakutan meski belum bertemu muka dengan papa. Penyesalan, ketakutan dan rasa bersalah bercampur dalam gelapnya ruang makan yang lampunya sudah dipadamkan. Papa menghampiriku dan marah padaku, dan setelah menjelaskan kesalahanku papa minta aku janji untuk tidak mengulangi lagi.

Waktu aku kuliah di semarang, aku berdebat dengan papa dan sempat ngomong kasar kepada papa. Karena ada rapat digereja papa pergi, dan karena aku harus pulang lagi kesemarang, aku akhirnya menulis surat minta maaf atas kekasaranku pada papa dan meletaknya diatas meja baca papa dikamarnya

Ketika aku sudah selesai kuliah, saat itu begitu banyak masalah yang ada dikeluarga kami, dan aku merasa papa menjadi lemah dan gampang putus aja. Dalam suatu diskusi aku dan papa sangat berbeda pendapat, papa nggak mau mengalah pun aku juga, akhirnya kami bicara dengan keras dan kasar, sampai aku menangis dan bilang bahwa papa sudah berubah. Dalam tangisku aku minta papa kembali seperti dulu. Papa diam sejenak kemudian meneruskan amarahnya. Sangat itu aku belum sadar betul bahwa begitu banyak tekanan yang membuat papa goncang. Itu 3 hal yang aku ingat papa marah besar padaku

dalam proses kedewasaanku aku semakin hari semakin sadar bahwa aku punya papa yang sangat luar biasa. Dia sangat bijak, penuh kasih, panjang sabar, dan tidak gegabah dalam mangambil keputusan. Beliau selalu menjadi pendamai ketika ada orang-orang yang bermasalah. Dan doa papa adalah doa terindah yang pernah aku dengar. Susunan kata yang muncul dari kecapan mulutnya, isi yang jelas dan makna yang dalam untuk setiap kalimatnya, sungguh sangat indah dan damai ketika mendengar doa yang diucapkan papaku. Aku sangat mengagumi papaku.
Karena papaku anggota Partai Demokrasi Indonesia, maka sejak kecil aku pendukung setia PDI mesti minoritas tapi aku pede karena papaku juga begitu. Pemilu pertamaku aku datang bersama papa dan dengan bangga masuk kebilik suara dan mencoblos no 3 PDI. Papa mengajarkan aku apa itu politik, menurut papa politik itu lebih jahat dari dosa apapun. Dan ketika kita berpolitik maka kita harus berpolitik bersih.

Aku ingat betul suasana makan pagi di ruang makan, sambil membaca koran pagi papa bilang “mereka tidak kalah, penjara akan membuat mereka pandai dan kuat, seperti bung karno” kata papa sambil membaca berita tentang Budiman Soejatmiko dkk yang ditangkap dan di pencara karena tuduhan subversib. Karenanya  pada saat aku memutuskan masuk partainya Budiman saat itu, papa cuman bilang kamu sudah dewasa dan berhak punya pilihan politik sendiri. Cuman satu pesan papa, jangan pernah tinggalkan Tuhan Yesus ya...pesan itu muncul karena berita bahwa PRD adalah komunis dan anti Tuhan gencar. Komunis ternyata nggak anti Tuhan kok pa...

Dalam aktivitasku berpartai, aku menjual buku tentang holokaus peristiwa 65, karena sedang butuh dana aku menawarkan kepada papa, dan papa berminat dengan buku itu. Membeli dan membacanya. Ternyata papa punya pengalaman luar biasa setelah membaca buku tersebut, papa yang aktivis GMKI pada tahun 65 itu bilang tak bisa tidur selama dua minggu setelah membaca buku tersebut. “ternyata selama ini cerita tentang 65 itu bohong semua”, papa ternyata membayangkan kembali rentetan peristiwa seperti yang tertulis dalam buku itu. Dalam perkembangannya papa juga sempet menjadi pembicara bersama teman-teman aktivis mahasiswa di Semarang tentang kondisi DPR/MPR paska 65, karena kebetulan papa pernah jadi anggota DPR/MPR RI pada tahun 1971-1977 untuk PDI daerah pemilihan NTT.

Aku sangat dekat dengan papa, semua kejadian yang aku alami aku pasti ceritakan kepapa. Termasuk pada saat munir meninggal karena diracun, aku bagi kesedihanku dengan papaku.  Papa selalu menguatkan, menhibur dan mendamaikan hatiku...

situasi perpolitikan indonesia yang semakin carut-marut selalu jadi bahan diskusiku ketika bertemu papa, atau bahkan lewat telepon. Beliau adalah penasehat politikku dan penguatku yang setia.

Kedekatanku dengan papa dan juga ketergantunganku kepada papa, apa jadinya aku tanpa papa kan....
tapi Tuhan menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya. Menghadapi kepergian papa aku sangat dikuatkan oleh Tuhan dengan keyakinan akan rencanaNYA yang selalu indah. Melihat mama tegar aku ikut tegar begitu juga adik-adikku....terimakasih Tuhan....

Kehilangan orang yang paling kita cintai pasti bukan hal mudah, tapi yakin bahwa kita pasti dimampukan untuk melewatinya dengan baik-baik saja.


Jakarta, 2 Juni 2009 jam 22.50 WIB
Untuk mamaku, mbah putriku dan adik-adikku tersayang


2 komentar:

  1. Slot Machines Casino Site Review - Lucky Club
    Our slot machine platform offers you a range of casino games, including video poker, blackjack, bingo, table games, live games and luckyclub.live live roulette

    BalasHapus
  2. What does a casino do when they make money? - DrmCD
    The most 정읍 출장샵 common form of 나주 출장안마 casino bonuses is the free spins. 포항 출장마사지 There are no deposit bonuses, but 안동 출장안마 some casinos make 안동 출장안마 the extra spins a

    BalasHapus