Kenangan tentang
Papa
Papaku yang hebat,
Papaku yang bijak,
Papaku sabahatku
Papaku teman
diskusiku
Papaku teman
curhatku
Papa selalu ada
dan tak kan pernah pergi
Mengenang papa adalah suatu kebahagiaan
sekaligus kebanggaan,
Karena tugasnya sudah selesai maka
beliau dipanggil pulang ke surga pada tanggal 20 September 2008. Papa pulang
dengan damai tanpa sakit sebelumnya,
pulang dengan tenang tanpa merepotkan siapapun, sungguh kepulangan yang sangat
indah. Papaku Bastian Dominggus Blegur, lahir 13 April 1940. Putra dari desa Latuna
Pantar, Alor, NTT. Putra Latuna pertama yang pergi ke Jawa untuk masuk
Universitas. Disarankan masuk UGM Yogya, tapi karena datang pada waktu
pertengahan semester, disarankan rektor UGM kala itu Prof Johanes untuk masuk
sekolah swasta sementara waktu. Bastian muda tercatat sebagai mahasiswa di
Universitas Islam Cokroamoto (yg sejak papa bercerita padaku Universitas itu
sudah almarhum hehe). Dia terdaftar sebagai mahasiswa Hukum. Papaku sangat suka
bercerita, dan kami anak-anaknya sangat senang mendengarnya. Ceritanya beragam,
mulai dari masa kecilnya di kampung, tentang pertama kali datang ke Jawa,
tentang kegemarannya membeli buku dan menunda makannya, tentang sepakbola, tinju
dan bulutangkis, tentang aktivitasnya di GMKI, bahkan tentang situasi politik. Aku
sangat bangga menjadi anaknya. Papa cerita
kalo sejak kecil dia paling takut kalo disuruh nyanyi. Tapi gara-gara dia aktif
melayani di gereja ketakutannya menyanyi jadi hilang bahkan papa senang
menyanyi. Papa cerita bahwa pada saat datang pertama ke Jawa tahun 1960an dia
bawa satu koper jelek dan sejumlah uang yang di jahit disakunya (karena takut
hilang hahahaha), naik kapal dari kupang turun di surabaya kemudian ke yogya
dan ke solo. Di solo papaku tinggal dirumah sewa yang menyediakan makan juga. Saat
pertama makan papaku di suguhi tahu, dan dia tidak tau apa itu. Akhirnya papa
makan nasi dan lauknya baru makan tahu,
karena papa mengira tahu itu roti
(hahahahaha).
Papa mengkondisikan kami anak-anak
untuk menghormati agama lain bahkan papa belajar semua agama. Dari kecil kami
tidak diperkenankan papa nonton film G30S nya Arifin C Noer. Papa dan mama
selalu mengajak kami jalan-jalan bila fim itu di putar di televisi. Dan sampai
sekarang aku tidak pernah nonton itu film secara utuh. Sehingga aku tidak punya
ingatan buruk tentang PKI seperti digambarkan dalam film itu. Aku ingin berucap
terimakasih papa....
Kala aku bantuin Nah (asisten RT kami) menyapu dan ngepel rumah, adik-adikku bikin kotor lagi, akupun berteriak dan marah-marah, dan papa mengambil sapu dari tanganku sambil bilang " ma...(sebutan papa untuk anak perempuannya dan pa untuk anak lelakinya) kalo kita mau bersihin rumah nggak boleh marah-marah, kalo kita kerja itu dapat berkat, tapi kalo kita kerja sambil marah-marah maka berkatnya pergi", aku mengingatnya hingga kini, kalo mau kerja yg dengan tulus hati nggak bisa kerja pake marah-marah tho hehe...makasih papa....
Kala aku bantuin Nah (asisten RT kami) menyapu dan ngepel rumah, adik-adikku bikin kotor lagi, akupun berteriak dan marah-marah, dan papa mengambil sapu dari tanganku sambil bilang " ma...(sebutan papa untuk anak perempuannya dan pa untuk anak lelakinya) kalo kita mau bersihin rumah nggak boleh marah-marah, kalo kita kerja itu dapat berkat, tapi kalo kita kerja sambil marah-marah maka berkatnya pergi", aku mengingatnya hingga kini, kalo mau kerja yg dengan tulus hati nggak bisa kerja pake marah-marah tho hehe...makasih papa....
Waktu kecil kalau kami anak-anak nakal
akan dipukul pakai kemoceng dibagian kaki, aku termasuk yang jarang
dipukul, yang paling sering adalah
adikku nomer 3 Dolling (alm) karena
emang paling bandel diantara kami 6 bersaudara. Tapi kami sudah tidak menerima
pukulan lagi selepas kami SD. Papa tidak pernah menggunakan tangannya untuk
memukul kami, yang dia gunakan adalah kata-kata dan kasih sayang dalam mendidik
kami. Harus kami akui kondisi itulah yang membuat kami anak-anak jadi manja dan
kurang hormat kepada orang tua. Maafkan kami papa....
Papaku jarang marah, seingatku papa
marah benar padaku 3 kali dalam hidupnya :
Aku ingat betapa takutnya aku waktu
kelas 3 SMP, selepas acara reuni bersama teman-teman SD, aku pulang telat tanpa
memberitahu papa. Papa mencariku kemana-mana sampai jam 1 dinihari. Aku pulang
diantar teman-teman, dan dari para tetangga aku diberitahu bahwa aku dicari
papa sejak tadi, ketika masuk rumah aku sangat ketakutan. Ketika teman-temanku
pulang, mbah putri dan mama menghampiri dan menenangkan aku, aku sangat
ketakutan meski belum bertemu muka dengan papa. Penyesalan, ketakutan dan rasa bersalah
bercampur dalam gelapnya ruang makan yang lampunya sudah dipadamkan. Papa
menghampiriku dan marah padaku, dan setelah menjelaskan kesalahanku papa minta
aku janji untuk tidak mengulangi lagi.
Waktu aku kuliah di semarang, aku
berdebat dengan papa dan sempat ngomong kasar kepada papa. Karena ada rapat
digereja papa pergi, dan karena aku harus pulang lagi kesemarang, aku akhirnya
menulis surat minta maaf atas kekasaranku pada papa dan meletaknya diatas meja
baca papa dikamarnya
Ketika aku sudah selesai kuliah, saat
itu begitu banyak masalah yang ada dikeluarga kami, dan aku merasa papa menjadi
lemah dan gampang putus aja. Dalam suatu diskusi aku dan papa sangat berbeda
pendapat, papa nggak mau mengalah pun aku juga, akhirnya kami bicara dengan
keras dan kasar, sampai aku menangis dan bilang bahwa papa sudah berubah. Dalam
tangisku aku minta papa kembali seperti dulu. Papa diam sejenak kemudian
meneruskan amarahnya. Sangat itu aku belum sadar betul bahwa begitu banyak
tekanan yang membuat papa goncang. Itu 3 hal yang aku ingat papa marah besar
padaku
dalam proses kedewasaanku aku semakin
hari semakin sadar bahwa aku punya papa yang sangat luar biasa. Dia sangat
bijak, penuh kasih, panjang sabar, dan tidak gegabah dalam mangambil keputusan.
Beliau selalu menjadi pendamai ketika ada orang-orang yang bermasalah. Dan doa
papa adalah doa terindah yang pernah aku dengar. Susunan kata yang muncul dari
kecapan mulutnya, isi yang jelas dan makna yang dalam untuk setiap kalimatnya,
sungguh sangat indah dan damai ketika mendengar doa yang diucapkan papaku. Aku
sangat mengagumi papaku.
Karena papaku anggota Partai Demokrasi
Indonesia, maka sejak kecil aku pendukung setia PDI mesti minoritas tapi aku
pede karena papaku juga begitu. Pemilu pertamaku aku datang bersama papa dan
dengan bangga masuk kebilik suara dan mencoblos no 3 PDI. Papa mengajarkan aku
apa itu politik, menurut papa politik itu lebih jahat dari dosa apapun. Dan
ketika kita berpolitik maka kita harus berpolitik bersih.
Aku ingat betul suasana makan pagi di
ruang makan, sambil membaca koran pagi papa bilang “mereka tidak kalah, penjara
akan membuat mereka pandai dan kuat, seperti bung karno” kata papa sambil
membaca berita tentang Budiman Soejatmiko dkk yang ditangkap dan di pencara
karena tuduhan subversib. Karenanya pada
saat aku memutuskan masuk partainya Budiman saat itu, papa cuman bilang kamu
sudah dewasa dan berhak punya pilihan politik sendiri. Cuman satu pesan papa,
jangan pernah tinggalkan Tuhan Yesus ya...pesan itu muncul karena berita bahwa
PRD adalah komunis dan anti Tuhan gencar. Komunis ternyata nggak anti Tuhan kok
pa...
Dalam aktivitasku berpartai, aku
menjual buku tentang holokaus peristiwa 65, karena sedang butuh dana aku
menawarkan kepada papa, dan papa berminat dengan buku itu. Membeli dan
membacanya. Ternyata papa punya pengalaman luar biasa setelah membaca buku
tersebut, papa yang aktivis GMKI pada tahun 65 itu bilang tak bisa tidur selama
dua minggu setelah membaca buku tersebut. “ternyata selama ini cerita tentang
65 itu bohong semua”, papa ternyata membayangkan kembali rentetan peristiwa
seperti yang tertulis dalam buku itu. Dalam perkembangannya papa juga sempet
menjadi pembicara bersama teman-teman aktivis mahasiswa di Semarang tentang kondisi
DPR/MPR paska 65, karena kebetulan papa pernah jadi anggota DPR/MPR RI pada
tahun 1971-1977 untuk PDI daerah pemilihan NTT.
Aku sangat dekat dengan papa, semua
kejadian yang aku alami aku pasti ceritakan kepapa. Termasuk pada saat munir
meninggal karena diracun, aku bagi kesedihanku dengan papaku. Papa selalu menguatkan, menhibur dan
mendamaikan hatiku...
situasi perpolitikan indonesia yang
semakin carut-marut selalu jadi bahan diskusiku ketika bertemu papa, atau
bahkan lewat telepon. Beliau adalah penasehat politikku dan penguatku yang
setia.
Kedekatanku dengan papa dan juga
ketergantunganku kepada papa, apa jadinya aku tanpa papa kan....
tapi Tuhan menjadikan segala sesuatu
indah pada waktunya. Menghadapi kepergian papa aku sangat dikuatkan oleh Tuhan
dengan keyakinan akan rencanaNYA yang selalu indah. Melihat mama tegar aku ikut tegar begitu juga adik-adikku....terimakasih Tuhan....
Kehilangan orang yang paling kita
cintai pasti bukan hal mudah, tapi yakin bahwa kita pasti dimampukan untuk
melewatinya dengan baik-baik saja.
Jakarta, 2 Juni 2009 jam 22.50 WIB
Untuk mamaku, mbah putriku dan
adik-adikku tersayang
Slot Machines Casino Site Review - Lucky Club
BalasHapusOur slot machine platform offers you a range of casino games, including video poker, blackjack, bingo, table games, live games and luckyclub.live live roulette
What does a casino do when they make money? - DrmCD
BalasHapusThe most 정읍 출장샵 common form of 나주 출장안마 casino bonuses is the free spins. 포항 출장마사지 There are no deposit bonuses, but 안동 출장안마 some casinos make 안동 출장안마 the extra spins a