Hari Merdeka
Dulu dan Kini
Oleh : Sinnal Blegur
merah putih teruslah kau berkibar
di ujung tiang tertinggi di indonesiaku ini
merah putih teruslah kau berkibar
di ujung tiang tertinggi di indonesiaku ini
merah putih teruslah kau berkibar
ku akan selalu menjagamu
di ujung tiang tertinggi di indonesiaku ini
merah putih teruslah kau berkibar
di ujung tiang tertinggi di indonesiaku ini
merah putih teruslah kau berkibar
ku akan selalu menjagamu
syair refrein lagu
bendera oleh grup band coklat, semakin sering terdengar dalam
peristiwa-peristiwa nasional bangsa ini. Lagu dengan trend masa kini memang terasa
lebih enak didengar dan populer dimana-mana. Sementara kita lihat lagu mars Hari
Merdeka ciptaan Husein Mutahar atau H Mutahar yang merupakan lagu kebangsaan
Indonesia hanya terbatas terdengar di sekolah-sekolah dan instansi pemerintah.
Tujuh belas agustus tahun empat lima, Itulah hari kemerdekaan kita, Hari
merdeka nusa dan bangsa, Hari lahirnya bangsa Indonesia, Merdeka
Sekali merdeka tetap merdeka, Selama hayat masih di kandung badan, Kita tetap setia tetap setia, Mempertahankan Indonesia, Kita tetap setia tetap setia, Membela negara kita
Sekali merdeka tetap merdeka, Selama hayat masih di kandung badan, Kita tetap setia tetap setia, Mempertahankan Indonesia, Kita tetap setia tetap setia, Membela negara kita
Kita bukan hendak membandingkan kedua lagu tersebut
karena jelas mempunyai sisi historis yang berbeda sehingga banyak perbedaan
didalamnya. 64 tahun yang lalu Sukarno
Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Indonesia menyatakan
dirinya merdeka dari Belanda yang sudah menjajah 350 tahun lamanya. Itu yang dihafalkan
anak-anak ketika sekolah. Semua pengetahuan tentang kemerdekaan Indonesia
diharuskan dihafal oleh anak-anak sekolah. Ya Indonesia merdeka dari Belanda 64
tahun yang lalu itu saja.
Makna kemerdekaan tidak muncul ketika seseorang menghafal
tentunya, seperti halnya ketika seseorang menghafal semua materi MDH, belum
tentu dia berpikir secara MDH. Menghafal tanpa memahami adalah omong kosong,
celakanya sejak SD kita dipaksa menghafal, sungguh kasihan. Dan efek dari
menghafal kemerdekaan itu tampak dari peringatan setiap tanggal 17 Agustus.
Kita saksikan bersama bagaimana orang-orang sibuk mengadakan aneka lomba , menghias gapura, pawai,
panggung hiburan dll. Suatu keriaan bagi rakyat kecil sekedar melupakan beban
hidup yang berat. Ya itulah makna kemerdekaan yang dirasa masyarakat kecil,
merdeka sehari untuk sekedar bersenang-senang menikmati keriaan hari kemerdekaan,
karena esok mereka kembali kedalam rutinitas kemiskinan dan penderitaan hidup
karena minimnya pendapatan.
Hari merdeka 17 Agustus, dalam kontek kekinian
menghadapkan kita jauh dari kata
merdeka, buktinya : 1. kita tidak merdeka berobat ketika sakit mesti ada
jamkesmas, bahkan kawan2 insist bilang orang miskin dilarang sakit. 2. kita
tidak merdeka bersekolah, walaupun iklan sekolah gratis terus ditayangkan,
sekali lagi kawan2 insist bilang orang miskin dilarang sekolah. 3. kita tidak
merdeka bekerja karena minimnya lapangan kerja, sehingga semua orang tidak lagi
memprioritaskan keahliannya dan upah layak, karena yang penting kerja daripada
tidak sama sekali, dan itupun berebut
bahkan sampai harus jadi TKI/TKW. 4. hal-hal lain yang memang membuat kita
tidak pernah merasa merdeka seperti kasus-kasus pelanggaran HAM yang tidak
pernah tuntas, yang kritis dan berani dihilangkan bahkan di bunuh (penculikan
aktivis 97/98, pembunuhan Marsinah dan Munir), penguasa seenaknya dengan
kekuasaannya, korupsi dimana-mana, upah murah, larangan berserikat, UU
outsouching dan masih banyak lagi yang lainnya.
Semua hal diatas mau tidak mau membuat kita
mempertanyakan lagi makna kemerdekaan kita. Tahun 1945 kita merdeka dari
penjajah Belanda, dan tahun-tahun sesudahnya kita dijajah dengan model
penjajahan gaya baru (kasbi : 2008).
Model penjajahan gaya baru adalah penjajahan modal, dimana uang dalam
bentuk investasi dan pinjaman memposisikan bangsa Indonesia yang merdeka ini
sebagai negara hutang. Ada yang bilang hutang itu biasa semua juga punya
hutang. Tapi Indonesia negara kaya, dengan hasil bumi dan mineral, ditambah
lagi Indonesia sebagai pasar suatu produk. Jadi agak aneh jika Indonesia harus
berhutang, kecuali kalau dilihat berapa banyak jumlah koruptor dan penjilat
yang hidup subur dan makmur di Indonesia ya... Indonesia berhutang karena
adanya koruptor, bukan karena pemerintah Indonesia tidak mampu memberikan
kesejahteraan pada rakyatnya.
Dalam kondisi seperti ini menjadi penting bagi kita semua
untuk mencari tahu apa makna kemerdekaan bagi saya, bagi kolektif saya, bagi
komunitas saya dan bagi bangsa saya???. Dan apa yang bisa saya lakukan untuk
mendapatkan kemerdekaan itu. Apakah saya hanya bisa bergantung kepada
pemerintah, atau ada suatu hal yang bisa saya lakukan supaya saya dan generasi
mendatang bangsa ini tahu dengan pasti apa itu makna “merdeka”. Yang pasti
merdeka bukan sekedar jargon tapi merdeka adalah bagaimana kita sesama kelas
pekerja berjuang bersama untuk meraih merdeka, meraih kekuasaan untuk
menjadikan semua orang merdeka. Merdeka dalam berpikir, bersikap, bertindak
sesuai dengan keyakinan kita. Meraih
merdeka itu bukan suatu kemustahilan, asal kita memulainya dari saat ini.
Perkuat koordinasi, perkuat kolektivitas, lakukan pendidikan secara masif, mari
bersama-sama untuk sampai pada merdeka.
Rakyat pasti menang!!!
Merdeka
BalasHapus