Selasa, 14 Februari 2012

17 Agustus Hari Kemerdekaan Kita


Hari Merdeka
Dulu dan Kini
Oleh : Sinnal Blegur


merah putih teruslah kau berkibar
di ujung tiang tertinggi di indonesiaku ini
merah putih teruslah kau berkibar
di ujung tiang tertinggi di indonesiaku ini
merah putih teruslah kau berkibar
ku akan selalu menjagamu

syair refrein  lagu bendera oleh grup band coklat, semakin sering terdengar dalam peristiwa-peristiwa nasional bangsa ini. Lagu dengan trend masa kini memang terasa lebih enak didengar dan populer dimana-mana. Sementara kita lihat lagu mars Hari Merdeka ciptaan Husein Mutahar atau H Mutahar yang merupakan lagu kebangsaan Indonesia hanya terbatas terdengar di sekolah-sekolah dan instansi pemerintah.

Tujuh belas agustus tahun empat lima, Itulah hari kemerdekaan kita, Hari merdeka nusa dan bangsa, Hari lahirnya bangsa Indonesia, Merdeka
Sekali merdeka tetap merdeka, Selama hayat masih di kandung badan, Kita tetap setia tetap setia, Mempertahankan Indonesia, Kita tetap setia tetap setia, Membela negara kita

Kita bukan hendak membandingkan kedua lagu tersebut karena jelas mempunyai sisi historis yang berbeda sehingga banyak perbedaan didalamnya.  64 tahun yang lalu Sukarno Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Indonesia menyatakan dirinya merdeka dari Belanda yang sudah menjajah 350 tahun lamanya. Itu yang dihafalkan anak-anak ketika sekolah. Semua pengetahuan tentang kemerdekaan Indonesia diharuskan dihafal oleh anak-anak sekolah. Ya Indonesia merdeka dari Belanda 64 tahun yang lalu itu saja.

Makna kemerdekaan tidak muncul ketika seseorang menghafal tentunya, seperti halnya ketika seseorang menghafal semua materi MDH, belum tentu dia berpikir secara MDH. Menghafal tanpa memahami adalah omong kosong, celakanya sejak SD kita dipaksa menghafal, sungguh kasihan. Dan efek dari menghafal kemerdekaan itu tampak dari peringatan setiap tanggal 17 Agustus. Kita saksikan bersama bagaimana orang-orang sibuk mengadakan  aneka lomba , menghias gapura, pawai, panggung hiburan dll. Suatu keriaan bagi rakyat kecil sekedar melupakan beban hidup yang berat. Ya itulah makna kemerdekaan yang dirasa masyarakat kecil, merdeka sehari untuk sekedar bersenang-senang menikmati keriaan hari kemerdekaan, karena esok mereka kembali kedalam rutinitas kemiskinan dan penderitaan hidup karena minimnya pendapatan.

Hari merdeka 17 Agustus, dalam kontek kekinian menghadapkan kita  jauh dari kata merdeka, buktinya : 1. kita tidak merdeka berobat ketika sakit mesti ada jamkesmas, bahkan kawan2 insist bilang orang miskin dilarang sakit. 2. kita tidak merdeka bersekolah, walaupun iklan sekolah gratis terus ditayangkan, sekali lagi kawan2 insist bilang orang miskin dilarang sekolah. 3. kita tidak merdeka bekerja karena minimnya lapangan kerja, sehingga semua orang tidak lagi memprioritaskan keahliannya dan upah layak, karena yang penting kerja daripada tidak sama sekali,  dan itupun berebut bahkan sampai harus jadi TKI/TKW. 4. hal-hal lain yang memang membuat kita tidak pernah merasa merdeka seperti kasus-kasus pelanggaran HAM yang tidak pernah tuntas, yang kritis dan berani dihilangkan bahkan di bunuh (penculikan aktivis 97/98, pembunuhan Marsinah dan Munir), penguasa seenaknya dengan kekuasaannya, korupsi dimana-mana, upah murah, larangan berserikat, UU outsouching dan masih banyak lagi yang lainnya.

Semua hal diatas mau tidak mau membuat kita mempertanyakan lagi makna kemerdekaan kita. Tahun 1945 kita merdeka dari penjajah Belanda, dan tahun-tahun sesudahnya kita dijajah dengan model penjajahan gaya baru (kasbi : 2008).  Model penjajahan gaya baru adalah penjajahan modal, dimana uang dalam bentuk investasi dan pinjaman memposisikan bangsa Indonesia yang merdeka ini sebagai negara hutang. Ada yang bilang hutang itu biasa semua juga punya hutang. Tapi Indonesia negara kaya, dengan hasil bumi dan mineral, ditambah lagi Indonesia sebagai pasar suatu produk. Jadi agak aneh jika Indonesia harus berhutang, kecuali kalau dilihat berapa banyak jumlah koruptor dan penjilat yang hidup subur dan makmur di Indonesia ya... Indonesia berhutang karena adanya koruptor, bukan karena pemerintah Indonesia tidak mampu memberikan kesejahteraan pada rakyatnya.

Dalam kondisi seperti ini menjadi penting bagi kita semua untuk mencari tahu apa makna kemerdekaan bagi saya, bagi kolektif saya, bagi komunitas saya dan bagi bangsa saya???. Dan apa yang bisa saya lakukan untuk mendapatkan kemerdekaan itu. Apakah saya hanya bisa bergantung kepada pemerintah, atau ada suatu hal yang bisa saya lakukan supaya saya dan generasi mendatang bangsa ini tahu dengan pasti apa itu makna “merdeka”. Yang pasti merdeka bukan sekedar jargon tapi merdeka adalah bagaimana kita sesama kelas pekerja berjuang bersama untuk meraih merdeka, meraih kekuasaan untuk menjadikan semua orang merdeka. Merdeka dalam berpikir, bersikap, bertindak sesuai dengan keyakinan kita.  Meraih merdeka itu bukan suatu kemustahilan, asal kita memulainya dari saat ini. Perkuat koordinasi, perkuat kolektivitas, lakukan pendidikan secara masif, mari bersama-sama untuk sampai pada  merdeka.
Rakyat pasti menang!!!

1 komentar: