Aku sangat senang
dengan anjing. Anjing yang bersih dan wangi sangat menyenangkan untuk diajak
bermain atau sekedar di belai-belai. Anjing itu paling suka dibelai di mukanya,
kupingnya dan juga perutnya. Ekornya akan menari-nari jika dia sedang senang.
Dan ekornya akan mengkerut kalo dia takut atau merasa tidak nyaman.
Dari mama dan
papaku aku mendapat cerita waktu itu rumahku di Senayan Banjir, dan aku baru
berumur 4 bulan. Sementara papa dan mama siap-siap mengungsi aku diletakkan di
meja tamu dengan ditungguin Tego anjing kami. Tego berjaga disebelahku sampai
papa dan mamaku datang dan mengambilku. Itu kisah pertamaku tentang anjing. Tidak
semua kuingat, berharap adik2ku bisa membantuku mengingatnya kelak.
Waktu kami tinggal
di jalan Nusa Indah, kami punya anjing warnanya hitam campur putih, namanya
Tego sama dengan anjing pertamaku. Tego ini punya banyak anak, dan aku senang
sekali ketika harus memandikan anak2nya. Biasanya kami masukin semua anak2
dalam ember yg sudah ada sabunnya. Aku dan adik2ku memegang anak anjing itu
mulai memandikannya. Kami sangat sedih pada saat Tego ketabrak mobil dikala
masih menyusui anak2nya. Papa member minum air kelapa dan merawat tego, juga
mama dan mbak Nah. Akhirnya Tego pulih dan bermain bersama kami lagi. Waktu
kami tinggal di rumah embah, Tego juga ikut. Tego bergabung dengan anjing lain
sehingga dia kotor dan kutuan. Mama marah pada kami karena sering membawa Tego
tidur bersama di tempat tidur. Karena kami tidak menggubris maka mama
menyerahkan Tego untuk dimasak pada acara pemuda di gereja kami. Kami
mempertahankan Tego dan kami semua menangis saat Tego di bawa pergi untuk
dimasak. Mama dan Papa menghibur kami dengan menghadirkan anjing baru tentunya…
Aku punya
anjing jenis Doberman, kami beri nama
Chiko, Chiko di bawa adikku Lorry kerumahku . Chiko kecil sangat lucum ketika
bertambah besar dia jadi ramping, galak dan semua orang takut. Kalo kami lagi
tiduran di ubin chiko akan melewati kami dengan kakinya yang tinggi dan ramping
itu. Chiko suka mengunyah es batu hehehe…lucu kan…dan bila ada orang marah dia
sangat sensitive dan bersembunyi dibawah kolong tempat tidur mbah putriku hehe.
Setelah dirayu bahwa kami nggak marahin dia, dia akan keluar dari kolong.
Semenjak ada chiko tidak ada kucing yang masuk dirumahku, tamupun pasti
ketok-ketok pagar dulu walau pintu pagar tidak dikunci. Chiko tidak suka pada
perempuan tua, kalo ada perempuan tua sahabat mbah putriku datang, dia pasti
akan garang, bahkan ada yang pakaiannya terkoyak krn Chiko. Kalo tamu mau
pulang dan kami mengantarkannya sampai ke pintu depan, Chiko mengikuti dari
belakang, dan dia akan berpegangan di pundak papa sambil mengantarkan si tamu
pulang. Sebagai anjing dobermen chiko perlu lari untuk melemaskan otot-otot kakinya,
dan adikku Dolling selalu membawanya lari-lari di sore hari. Selain itu kadang
chiko disuruh lari dijalanan depan rumah kami sampai ke jalan raya, dan
biasanya tidak ada manusia dijalan itu, karena takut digigit. Padahal chiko
tidak pernah menggigit orang, kalo menakuti sih sering. Ceritanya begini,
adikku victor memelihara ayam di belakang rumah, dan kami meminta chiko menjaga
supaya ayam-ayam kecil itu tidak masuk kedalam rumah. Rupanya chiko bekerja
dengan baik, dia berjaga dekat pintu tengah sambil pura-pura tidur, begitu ayam
masuk kerumah, chiko kejar itu ayam dan kemudian meletakkan dimulutnya sambil
diayun-ayun untuk beberapa saat. Setelah itu dilepaskannya ayam itu. Hmmmm ayam
mana yang nggak kapok digituin chuiii…chiko chiko. Suatu hari Chiko sakit dan
sempat dibawa ke rumah sakit, dia kena parvo, dan kondisinya makin parah dari
hari ke hari walaupun sudah ke dokter. Adikku Ubing menemaninya siang dan
malam. Dia tak berdaya bahkan untuk sekedar mengangkat tubuhnya. Suatu malam
kondisinya makin parah, dan dia menunggu papaku untuk pamitan. Waktu dengar
suara papa pulang chiko berusaha bangkit dari tidurnya dan menemui papa di muka
pintu, di dekapan papa Chiko pergi untuk selama-lamanya. Waktu itu jam 23.00
wib, kami semua menanngis melepas Chiko. Mbah putriku yang baru bangun karena
mendengar kami menangis protes, heh pada diem nanti dikira aku yang
meninggal….ah mbah putri ini emang lucu deh. Paginya papa mengubur Chiko
dihalaman belakang, dan papa kecapekan karena Chiko seperti orang saja panjangnya.
Dan kami sering memberi bunga di kuburan chiko kala itu.
Paska Chiko kami
berganti-ganti punya anjing tapi tak lama sehingga tidak begitu membekas sih
ADA Poland, Bronie, dll, pernah juga anjing bulldog kecil, masih kecil aja
makannya banyak banget chuii, kalo abis makan perutnya bundar dan kalo dia
duduk perutnya menyentuh lantai, lucu banget sih…tapi sayang dia hilang saat
pintu pagar tidak tertutup rapat.
Oh ya waktu aku
kuliah di Semarang aku dan teman-teman sekontrakan pernah punya 2 anjing. Warna
putih kami beri nama Celin dan yang hitam kami namai Witni. Baru sebulan
bersama kami, lagi-lagi mereka terserang parvo. Kami membawanya ke rumah sakit
anjing di Semarang dengan bantuan Nino kawanku dengan mitun mobilnya hehehe…begitupun
ketika menengok kedua anjing itu, kawanku Nino juga mengantar kami kesana.
Thanks Nino… Celin akhirnya gak kuat dan mati, Witni terus bersama kami.
Sebagai anak kost tentu tidak mudah memelihara anjing. Aku dan temanku Antin mensiasatinya. Kalo aku
atau Antin makan maka bagi dua untuk si Witni hehehe. Witni tumbuh menjadi
anjing pintar dan terawat. Aku dan Antin bergantian memandikannya. Sehabis
mandi kami sering menyuruhnya berlarian untuk mengeringkan bulunya yang panjang
dan mengkilap. Suatu kali Witni muntah air beberapa kali, kami panic, dan
karena aku dan Antin kuliah pagi maka kami hanya memberikan air kelapa. Kondisi
Witni waktu kami tinggalkan sudah membaik. Waktu kami pulang kondisinya makin
parah, dan Witni pergi di pangkuanku dan Antin. Aku menangis sejadi-jadinya,
banyak teman yang datang ikut berduka. Aku membalut Witni dengan kaos dan
menguburkannya. Kata orang ada yang meracun Witni, terkutuklah orang itu
deh…setelah dimakamkan kami berkumpul dirumah, dan semua teman menggodaku “baru
tau Sinnal kalo nangis kenceng” dan kami semua tertawa…
Suatu sore adikku
Vic membawa anjing warna hitam dan coklat pada mata dan kakinya, semua kami
mengejek…kok anjing jelek banget sih…dank arena Vic bersikekeh memelihara
anjing itu maka kami tak ada yang protes, gilanya nggak ada yg kasih nama ke
anjing itu…akhirnya karena gak ada panggilan dipanggilah dia Acil yang
merupakan singkatan dari asu cilik (acil) hehehe. Vic dibantu sibungsu yang
merawat anjing itu. Dan ternyata hampir 13 tahun Acil bersama dengan
keluargaku. Dia anjing yang sangat cerdas dan setia. Saat mbah putriku tinggal
dirumah sendiri, acil berjaga di pintu depan, setiap mbah putri pergi dia
mengikutinya sampai mbah putriku menyuruhnya pergi. Begitupun ketika aku atau adik-adikku pulang
kerumah, acil akan menyambut kami di pagar dan mengikuti kami selama kami
dirumah. Dia seakan ikut kagen dan ingin menghabiskan waktu bersama kami. Kata
mbah putriku acil sudah melahirkan 13 kali, dan jumlah anaknya antar 4-6. Acil
anjing perempuan satu-satunya di kampungku. Oleh karenanya pada saat musim
kawin tiba, semua anjing pejantan berkumpul dirumahku, mulai anjing jelek
sampai anjing bagus. Walaupun tua acil terlihat manis lho…apalagi kalo abis
dimandiin dan dikasih bedak. Kalo pulang ke solo aku selalu memandikan acil
lho… Acil seperti mengerti kalo aku mengajaknya bercakap-cakap. Mama dan mbah
putri sering menertawaiku kalo melihat aku bercakap-cakap dengan Acil, kalo
papaku hanya senyum-senyum, karena papaku juga melakukannya hehehe… Saat papaku
meninggal Acilpun ikut terdiam, tidak ada gonggongan ketika banyak orang
berdatangan, dia ikut bersedih di tinggal papa seperti kami semua. Natal tahun
2010 aku pulang dan itu terakhir kalinya aku melihat Acil. Sejujurnya waktu itu
aku sering marah sama Acil. Kata mama Acil pergi dengan anjing tetangga dan gak
pulang lagi….maafin aku ya cil…janji deh kalo kamu pulang aku gak marah-marah
lagi deh…
Ada 2 anak Acil
yang menjaga rumah, tapi sayang keduanya hilang saat dagingnya menjadi incaran
sate-sate anjing yang sangat marak di Solo. Hingga kini tak ada anjing lagi
dirumah…namun begitu aku tetap penyuka anjing dan suatu saat jika memungkinkan
aku akan memelihara anjing dan tidak memarahinya hingga dia pergi dan tak
kembali hehehehe….
buat adik-adikku, kalo ada yang ditambahkan silakan ya...bila ada yang salah ingat, dibenerin ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar